DESA NELAYAN TANJUNG BINGA : SENTRAL IKAN ASIN DI PULAU BELITUNG

Tanjung Binga merupakan daerah penghasil ikan asin terbesar yang ada di Kabupaten Belitung. Melimpahnya produksi ikan di daerah ini memungkinkan nelayan untuk menghasilkan berbagai jenis olahan ikan. Salah satu upaya untuk memperpanjang umur simpan hasil tangkapannya, terutama untuk produk yang akan diekspor ke luar pulau. Nelayan mengolahnya menjadi salah satu produk olahan andalan yaitu ikan asin. Kampung nelayan di  Desa Tanjung Binga menjadi salah satu sentra produksi ikan asin yang berada Kabupaten Belitung. Mayoritas warganya yang berprofesi sebagai nelayan membuat sebagian besarnya juga menggantungkan hidup pada hasil tangkapan laut.

Tak tanggung-tanggung, ikan asin yang dihasilkan oleh Desa Nelayan di Tanjung Binga ini memiliki pamor tersendiri. Selain dikirim ke beberapa bagian di Indonesia seperti Jakarta, Pontianak, dan Medan, beberapa negara tertarik dengan cita rasa ikan asin ini, contohnya Tiongkok. Oleh karenanya  desa ini disebut sebagai salah satu desa penghasil ikan asin terbesar di Indonesia.

Proses penangkapan ikan yang akan diolah menjadi ikan asin masih menggunakan teknik yang tradisional dan tidak merugikan ekosistem laut. Nelayan Tanjung Binga menggunakan jaring tanam atau waring. Waring akan ditenggelamkan secara manual sampai menyentuh dasar laut di pada kedalaman tertentu, kemudian anak buah kapal akan menunggu sekitar 1 jam dan mematikan lampu kapal, agar jaring berbaur dengan dasar laut. Penggunaan cantrang menjadi larangan di sana, dikarenakan dapat merusak ekosistem laut.

Ikan tangkapan nelayan biasanya langsung ditaburi garam di kapal agar proses penggaraman sudah dilakukan lebih awal. Ikan yang sudah digarami kemudian dibilas di darat. ikan jenis laisi dan lampas biasanya digunakan sebagai bahan baku utama dari ikan kering atau ikan asin. Aktifitas pembuatan ikan dimulai sejak pagi hari, Ikan laisi atau lampas yang berhasil ditangkap akan langsung dicuci dan ditaburi garam lalu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama dua hari.

 

Tidak hanya dengan ditaburi garam, ikan-ikan ini juga ada yang diolah dengan cara langsung direbus lalu dikeringkan tanpa proses penggaraman terlebih dulu. Proses perebusan biasanya membuat ikan ini tahan lebih lama. berbeda dengan ikan lainnya ,Khusus untuk ikan teri, ikan tersebut akan direbus terlebih dahulu,. Ikan yang dijadikan ikan asin juga beragam, dimulai dari ikan jenis Laisi, teri hitam, teri putih dan cumi kecil. Ikan asin akan dijemur pada saat cuaca terik selama sekitar dua hari. Apabila cuaca mendung atau hujan mulai turun, ikan harus disimpan didalam plastik agar terhindar dari kelembaban berlebih. Ikan yang sudah kering sempurna kemudian akan dikemas dan siap untuk dipasarkan.

Sebagai salah satu komoditi penghasil cita rasa kuliner yang unik, ikan asin memiliki pamor tersendiri. Rasa gurih yang dihasilkan oleh ikan asin, serta sebagai pendamping beberapa hidangan membuat ikan asin tetap diminati di dunia kuliner. Jadi jangan lupa untuk mampir ke Desa Nelayan Tanjung Binga dan bawa pulang Ikan Asin kualitas terbaik dari Pulau Belitung.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *