Pada tanggal 16 hingga 20 Juli 2024, Belitong UNESCO Global Geopark melaksanakan kegiatan revalidasi untuk mempertahankan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark. Ada satu momen penting yang patut kita banggakan, yaitu pada tanggal 17 Juli 2024, ketika Geosite Bukit Peramun mencuri perhatian dengan inovasinya yang luar biasa.
Bukit Peramun berhasil membuat asesor UNESCO, Mr. Tran Tan Van dan Mrs. Hiroko Sato, terkesan dengan penggunaan teknologi Internet of Things (IoT). Dengan inovasi ini, wisatawan dapat dipandu secara otomatis melalui aplikasi, robotika, dan kecerdasan buatan yang terpadu dengan alam. Tidak heran Bukit Peramun meraih gelar “The First Digital Forest in Indonesia” dari MURI.
Asesor UNESCO menikmati jalur tracking yang menghubungkan tiga destinasi utama di Bukit Peramun: Batu Kembar, Mobil Terbang, dan Sunset Point. Setiap langkah perjalanan mereka dipenuhi dengan keindahan alam yang memukau dan teknologi yang inovatif.
Di puncak Bukit Peramun, mereka menikmati paket “Specta Sunset” yang berisi ubi rebus, pisang crispy, dan madu asli sambil menyaksikan matahari terbenam yang spektakuler. Pengalaman ini memberikan kesan mendalam dan menunjukkan betapa luar biasanya potensi pariwisata di Bukit Peramun.
Keberhasilan Bukit Peramun tidak lepas dari peran besar komunitas Arsel dan Adie Darmawan sebagai ketua komunitas pengelola. Dengan dedikasi dan kerja keras mereka, Bukit Peramun mampu menunjukkan bahwa inovasi dan alam dapat berjalan beriringan untuk menciptakan pengalaman wisata yang luar biasa.
Keberhasilan ini membawa harapan baru bagi Belitong dan seluruh Indonesia. Bukit Peramun telah membuktikan bahwa dengan semangat dan inovasi, kita bisa mencapai prestasi yang membanggakan di kancah internasional.
Mari kita dukung dan terus bersemangat untuk masa depan yang lebih baik bagi Belitong UNESCO Global Geopark dan seluruh komunitas yang terlibat. Bukit Peramun telah membuka jalan, dan kini saatnya kita melanjutkan dengan semangat dan dedikasi yang sama.
