Tahukah Kawan Dispar bahwa tanaman iding-iding merupakan tanaman yang tumbuh liar di rawa-rawa, tetapi sering dijadikan sayur oleh masyarakat setempat? Tanaman yang juga dikenal sebagai pakis merah atau kalakai ini dipercaya memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan, seperti menambah darah, meningkatkan produksi ASI, serta menjaga kesehatan kulit.
Bagian daun iding-iding yang dapat dikonsumsi adalah yang masih bertekstur lembut dengan warna merah atau oranye. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai pucok iding-iding. Selain mudah ditemukan dan memiliki banyak manfaat, pucok iding-iding juga tersedia di pasar tradisional dengan harga yang relatif terjangkau, yakni sekitar Rp3.000 hingga Rp5.000 per ikat.
Pucok iding-iding biasanya diolah dengan cara ditumis dan dicampur dengan suiran ikan bakar, kemudian disajikan bersama nasi panas. Sayur ini memiliki rasa khas yang semakin lezat saat disantap dalam keadaan hangat. Masakan Pucok Iding-Iding ini bisa wisatawan nikmati di DesaWisata Pelepak Pute, Dimana dalam menu paket makan siang mereka menyajikan tumis Pucok iding-iding dengan Gangan darat , goreng ikan lele dan lalapan. Selain itu beberapa rumah makan juga memasukan tumisan Pucok Iding-Iding ini kedalam menu mereka.
Selain dimasak secara langsung, masyarakat setempat juga berkreasi dengan mengolahnya menjadi stik pucok iding-iding. Stik ini dibuat dengan cara menghaluskan pucok iding-iding, lalu mencampurnya dengan tepung terigu dan berbagai rempah yang kemudian di goreng dalam minyak panas, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah dan memiliki rasa yang lezat.
Bagi Kawan Dispar yang ingin mencicipi stik pucok iding-iding, produk ini bisa dengan mudah ditemukan di galeri KUKM atau supermarket terdekat. Jadi, saat berkunjung ke Pulau Belitung, jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas dari pucok iding-iding atau membeli oleh-oleh cemilan sehat ini.
